Ini adalah hari pertamaku di kelas 2 SMP. Tak banyak yg kukenal di kelas ini. Hanya Retno, Hakim, dan.. Dewi! Yak. Aku akan duduk dengan Dewi.
"Dew, gue duduk sini ya?" tanyaku. "Boleh. Gue jg bingung mau duduk sm siapa," sambutnya ramah.
Aku duduk sini. Kursi paling belakang di barisan kedua setelah pintu dengan Dewi di sebelah kiriku.
"Yg duduk di depan kita, lo tau gak siapa?" tanya Dewi. Aku menggeleng. "Kayaknya mereka dari kelas 7-11 atau 7-12," ujarnya pelan. Mungkin standar kepelanan menurut aku dan Dewi kurang baik. Buktinya cowo yg duduk di depan aku langsung menoleh ke belakang. Atau mungkin telinganya yg caplang membuatnya dapat mendengar suara-suara pelan. Hihihihi..
Agak ragu, tapi kuputuskan untuk menyodorkan tangan kananku berharap dia mau menjabatnya sekedar untuk perkenalan. Sedetik, dua detik.. Sempat terlintas di kepalaku dia tidak akan menyambut tanganku, tapi salah. Dia menjabatnya. Dengan senyum ramah dia berkata, "Yudi. Yudi Satriono."
"Yulia Fatmawati. Tp lo cukup panggil gue Yulia aja ya," ucapku. "Ya iyalah! Gak mungkin kan tiap hari gue panggil lo dengan nama lengkap gitu?" balasnya seraya menjabat tangan Dewi.
"Dewi dari kelas 7-8, sekelas sm Yulia," ujar Dewi.
"Yudi," balasnya.
"Kayaknya kita bisa jadi teman baik," ucap Yudi, "Gak seperti dia," mata Yudi melirik ke orang di sebelahnya.
"Dia sok cool atau emang gak bs bersosialisasi sih?" pikirku.
"Yang di belakang, tolong jangan ngobrol dulu! Kita akan mengadakan pemilihan ketua kelas," teriak bu Sri dari depan.
--.--.--
"Ya, selamat untuk Wiwi yg menjadi ketua kelas dan Yudi sebagai wakilnya. Semoga kalian bs menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya," ucap bu Sri menutup kelas hari ini.
--.--.--
"Heh!" panggilku.
Dia melirik.
"Lo!"
"Gue?"
"Bukan. Sebelah lo."
Dia diam.
"Sebelah depan lo."
Dia menolehkan kepalanya.
"Bukan.. Sebelah situ tuh..."
Dia mulai tampak bingung.
Aku tak kuasa menahan tawa melihat ekspresinya.
"Maksudnya sebelah sini, orang yg lo ajak ngomong.."
"Kenapa?"
"Lo gak mau kenalan sama gue?" ucap gue dengan kepedean tingkat tinggi.
Dia memicingkan matanya. Ya, ampuunn.. Kenapa dia tampak begitu keren dengan mimik seperti itu?
Dia masih menatap tajam. Di dalam hatinya, pasti ia merutuk-"Pede dahsyat lo!"
Aku tertawa kecil.
Kuraih tangannya dan kujabat seraya berkata, "Gue Yulia. Senang berkenalan dengan lo."
"Owh. Gue Fahrizal Imawan," katanya.
Kami saling melepas jabatan tangan. Dan bergegas ia keluar kelas.
Wow!
Siapa namanya? Fahrizal Imawan? Nama yg bagus untuk ukuran cowo sombong seperti dia.
Meski demikian, aku optimis, sebenarnya dia adalah orang yg baik dan senang berkawan. Hanya saja mungkin ia malu atau tak tahu bagaimana cara memulai suatu perkenalan dan pertemanan.
Aargh.. Knp omonganku ngelindur sana-sini? Baiklah. Sekarang saatnya keluar kelas dan menyapa teman-teman yg dulu sekelas.
Aku menemui beberapa anak. Sekedar mengatakan, "Masuk kelas 8 berapa lo?" atau "Gue pengen deh masuk kelas lo. Kayaknya anak-anak di sana asik-asik!"
Terdengar muna? Memang. Tapi itulah perasaanku yg sebenarnya. Dengan sedikitnya teman yg ku kenal. Ditambah cowo yg sok cool itu. Kelas pasti terasa semakin asing buatku.
Uuuuurrgghhhh...
Hari pertama di 8-1
by: ieaa on Sunday, February 28, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comments:
Post a Comment